Jumat, 04 Februari 2011

MULTIMEDIA-Animasi

Pengertian Animasi
Animasi memiliki arti yang cukup banyak tergantung bagi setiap orang yang memandangnya. ada orang yang bepikir bahwa animasi adalah gambar bergerak atau ada pula oarang yang berpikir bahwa animasi itu adalah sebuah film yang terdiri dari gambar-gambar yang disatukan, dan berbagai macam pengertian orang mengenai animasi.

Walau orang berpikiran berbeda-beda, tetapi pada umumya orang banyak akan setuju bahwa animasi itu merupakan gambar yang bergerak, entah latar belakang gambarnya, entah karakter yang digambarkan dalam animasi tersebut atau sudut pengambilan gambarnya, intinya adalah gambar tersebut tidak hanya diam saja. Bila kita melihat pengertian animasi dari wikipedia, animasi adalah film yang merupakan hasil dari pengolahan gambar tangan sehingga menjadi gambar yang bergerak. Pada awal penemuannya, animasi dibuat dari berlembar-lembar kertas gambar yang kemudian diputar-putar hingga menghasilkan gambar yang bergerak. Sedangkan pada saat ini, sebagian besar animasi yang dibuat, menggunakan bantuan dari komputer. Hasil yang didapat pun tentu saja berbeda, dengan bantuan komputer animasi yang dihasilkan dapat lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan dengan membuat animasi menggunakan kertas gambar. Tetapi animasi menggunakan kertas gambar, tidak begitu saja ditinggalkan, masih ada beberapa pembuat animasi yang masih menggunakan kertas gambar dan membuat gambar secara manual tidak menggunakan komputer dikarenakan keaslian atau goretan gambar yang dihasilkan secara langsung oleh tangan dapat membuat animasi itu terlihat berbeda antar satu orang pembuat animasi dengan pembuat animasi yang lain. Walaupun tentu saja komputer tetap berperan dalam pembuatan animasi tersebut, bisa untuk pen-scanan gambar atau bisa juga sebagai tempat penyimpanan gambar para pembuat animasi tersebut.

Suatu animasi tidaklah hanya berupa gambar bergerak saja. Di dalam suatu animasi biasanya terdapat tokoh atau karakter yang menjadi sorotan utama dalam animasi tersebut. Karakter tersebut dapat berupa orang, hewan, atau objek lain yang diimajinasikan oleh pembuat animasi. Dalam membuat suatu karakter dalam animasi, sebisa mungkin kita harus mengetahui detail dari karakter yang kita buat itu, seperti diantaranya bentuk dari karakter itu bila dilihat dari berbagai perspektif, ekspresi dari karakter, atau bisa juga tingkah laku dari karakter itu. Hal-hal tersebut akan membuat orang yang melihat animasi itu merasakan bahwa animasi itu benar-benar terasa hidup secara nyata dan bukan hanya berupa gambar yang bergerak saja.
   
Menjadi Animator
Modal utama seorang animator adalah kemampuan meng-capture momentum ke dalam runtutan gambar sehingga seolah-olah menjadi bergerak atau hidup. Sedikit berbeda dengan komikus, ilustrator, atau -katakanlah- karikaturis yang menangkap suatu momentum ke dalam sebuah gambar diam (still). Animator harus lebih memiliki ‘kepekaan gerak’ daripada ‘hanya’ sekedar kemampuan menggambar. Gambar yang bagus akan percuma tanpa didukung kemampuan meng-’hidup’-kan. Sebagaimana definisi dasar animasi yang berarti: membuat seolah-olah menjadi hidup.
Ada berbagai macam teori dan pendapat tentang bagaimana seharusnya animasi itu dibuat. Tetapi setidaknya ada 12 prinsip yang harus dipenuhi untuk membuat sebuah animasi yang ‘hidup’. Ke-12 prinsip ini meliputi dasar-dasar gerak, pengaturan waktu, peng-kaya-an visual, sekaligus teknis pembuatan sebuah animasi.
1. Solid Drawing
Menggambar sebagai dasar utama animasi memegang peranan yang signifikan dalam menentukan -baik proses maupun hasil- sebuah animasi, terutama animasi klasik. Seorang animator harus memiliki kepekaan terhadap anatomi, komposisi, berat, keseimbangan, pencahayaan, dan sebagainya yang dapat dilatih melalui serangkaian observasi dan pengamatan, dimana dalam observasi itu salah satu yang harus dilakukan adalah: menggambar.
Meskipun kini peran gambar -yang dihasilkan sketsa manual- sudah bisa digantikan oleh komputer, tetapi dengan pemahaman dasar dari prinsip ‘menggambar’ akan menghasilkan animasi yang lebih ‘peka’.
2. Timing & Spacing
Grim Natwick -seorang animator Disney pernah berkata, “Animasi adalah tentang timing dan spacing”. Timing adalah tentang menentukan waktu kapan sebuah gerakan harus dilakukan, sementara spacing adalah tentang menentukan percepatan dan perlambatan dari bermacam-macam jenis gerak.
Contoh Timing: Menentukan pada detik keberapa sebuah bola yang meluncur kemudian menghantam kaca jendela.
Contoh Spacing: Menentukan kepadatan gambar (yang pada animasi akan berpengaruh pada kecepatan gerak) ketika bola itu sebelum menghantam kaca, tepat menghantam kaca, sebelum menghantam kaca, sesudahnya, atau misalnya ketika bola itu mulai jatuh ke lantai. Spacing (pengaturan kepadatan gambar) akan mempengaruhi kecepatan gerak bola, percepatan dan perlambatannya, sehingga membuat sebuah gerakan lebih realistis.
3. Squash & Stretch
Squash and strecth adalah upaya penambahan efek lentur (plastis) pada objek atau figur sehingga -seolah-olah ‘memuai’ atau ‘menyusut’ sehingga memberikan efek gerak yang lebih hidup. Penerapan squash and stretch pada figur atau benda hidup (misal: manusia, binatang, creatures) akan memberikan ‘enhancement’ sekaligus efek dinamis terhadap gerakan/ action tertentu, sementara pada benda mati (misal: gelas, meja, botol) penerapan squash and stretch akan membuat mereka (benda-benda mati tersebut) tampak atau berlaku seperti benda hidup.
Contoh pada benda mati: Ketika sebuah bola dilemparkan. Pada saat bola menyentuh tanah maka dibuat seolah-olah bola yang semula bentuknya bulat sempurna menjadi sedikit lonjong horizontal, meskipun nyatanya keadaan bola tidak selalu demikian.Hal ini memberikan efek pergerakan yang lebih dinamis dan ‘hidup’.
Contoh pada benda hidup: Sinergi bisep dan trisep pada manusia. Pada saat lengan ditarik (seperti gerakan mengangkat barbel) maka akan terjadi kontraksi pada otot bisep sehingga nampak ‘memuai’, hal inilah yang disebut squash pada animasi. Sedangkan stretch nampak ketika dilakukan gerakan sebaliknya (seperti gerakan menurunkan lengan), bisep akan nampak ‘menyusut’.
4. Anticipation
Anticipation boleh juga dianggap sebagai persiapan/ awalan gerak atau ancang-ancang. Seseorang yang bangkit dari duduk harus membungkukkan badannya terlebih dahulu sebelum benar-benar berdiri. Pada gerakan memukul, sebelum tangan ‘maju’ harus ada gerakan ‘mundur’ dulu. Dan sejenisnya.
5. Slow In and Slow Out
Sama seperti spacing yang berbicara tentang akselerasi dan deselerasi. Slow In dan Slow Out menegaskan kembali bahwa setiap gerakan memiliki percepatan dan perlambatan yang berbeda-beda. Slow in terjadi jika sebuah gerakan diawali secara lambat kemudian menjadi cepat. Slow out terjadi jika sebuah gerakan yang relatif cepat kemudian melambat.
Contoh: Dalam gerakan misalnya mengambil gelas. Tangan akan memiliki kecepatan yang berbeda ketika sedang akan menjamah gelas, dengan ketika sudah menyentuhnya. Ketika tangan masih jauh dari gelas, tangan akan bergerak relatif cepat. Sedangkan ketika tangan sudah mendekati gelas, maka secara refleks tangan akan menurunkan kecepatannya (terjadi perlambatan) atau dalam konteks ini kita menyebutnya slow out.
6. Arcs
Dalam animasi, sistem pergerakan tubuh pada manusia, binatang, atau makhluk hidup lainnya bergerak mengikuti pola/jalur (maya) yang disebut Arcs. Hal ini memungkinkan mereka bergerak secara ‘smooth’ dan lebih realistik, karena pergerakan mereka mengikuti suatu pola yang berbentuk lengkung (termasuk lingkaran, elips, atau parabola). Pola gerak semacam inilah yang tidak dimiliki oleh sistem pergerakan mekanik/ robotik yang cenderung patah-patah.
7. Secondary Action
Secondary action adalah gerakan-gerakan tambahan yang dimaksudkan untuk memperkuat gerakan utama supaya sebuah animasi tampak lebih realistik. Secondary action tidak dimaksudkan untuk menjadi ‘pusat perhatian’ sehingga mengaburkan atau mengalihkan perhatian dari gerakan utama. Kemunculannya lebih berfungsi memberikan emphasize untuk memperkuat gerakan utama.
Contoh: Ketika seseorang sedang berjalan, gerakan utamanya tentu adalah melangkahkan kaki sebagaimana berjalan seharusnya. Tetapi seorang animator bisa menambahkan secondary action untuk memperkuat kesan hidup pada animasinya. Misalnya, sambil berjalan ‘seorang’ figur atau karakter animasi mengayun-ayunkan tangannya atau bersiul-siul. Gerakan mengayun-ayunkan tangan dan bersiul-siul inilah secondary action untuk gerakan berjalan.
8. Follow Through and Overlapping Action
Follow through adalah tentang bagian tubuh tertentu yang tetap bergerak meskipun seseorang telah berhenti bergerak. Misalnya, rambut yang tetap bergerak sesaat setelah berhenti berlari.
Overlapping action secara mudah bisa dianggap sebagai gerakan saling-silang. Maksudnya, adalah serangkaian gerakan yang saling mendahului (overlapping). Pergerakan tangan dan kaki ketika berjalan bisa termasuk didalamnya.
9. Straight Ahead Action and Pose to Pose
Dari sisi resource dan pengerjaan, ada dua cara yang bisa dilakukan untuk membuat animasi.
Yang pertama adalah Straight Ahead Action, yaitu membuat animasi dengan cara seorang animator menggambar satu per satu, frame by frame, dari awal sampai selesai seorang diri. Teknik ini memiliki kelebihan: kualitas gambar yang konsisten karena dikerjakan oleh satu orang saja. Tetapi memiliki kekurangan: waktu pengerjaan yang lama.
Yang kedua adalah Pose to Pose, yaitu pembuatan animasi oleh seorang animator dengan cara menggambar hanya pada keyframe-keyframe tertentu saja, selanjutnya in-between atau interval antar keyframe digambar/ dilanjutkan oleh asisten/ animator lain. Cara yang kedua ini lebih cocok diterapkan dalam industri karena memiliki kelebihan: waktu pengerjaan yang relatif lebih cepat karena melibatkan lebih banyak sumber daya.
10. Staging
Seperti halnya yang dikenal dalam film atau teater, staging dalam animasi juga meliputi bagaimana ‘lingkungan’ dibuat untuk mendukung suasana atau ‘mood’ yang ingin dicapai dalam sebagian atau keseluruhan scene.
11. Appeal
Appeal berkaitan dengan keseluruhan look atau gaya visual dalam animasi. Sebagaimana gambar yang telah menelurkan banyak gaya, animasi (dan ber-animasi) juga memiliki gaya yang sangat beragam. Sebagai contoh, anda tentu bisa mengidentifikasi gaya animasi buatan Jepang dengan hanya melihatnya sekilas. Anda juga bisa melihat ke-khas-an animasi buatan Disney atau Dreamworks. Hal ini karena mereka memiliki appeal atau gaya tertentu.
Ada juga yang berpendapat bahwa appeal adalah tentang penokohan, berkorelasi dengan ‘kharisma’ seorang tokoh atau karakter dalam animasi. Jadi, meskipun tokoh utama dari sebuah animasi adalah monster, demit, siluman atau karakter ‘jelek’ lainnya tetapi tetap bisa appealing.
12. Exaggeration
Exaggeration adalah upaya untuk mendramatisir sebuah animasi dalam bentuk rekayasa gambar yang bersifat hiperbolis. Dibuat untuk menampilkan ekstrimitas ekspresi tertentu, dan lazimnya dibuat secara komedik. Banyak dijumpai di film-film animasi sejenis Tom & Jerry, Donald Duck, Doraemon dan sebagainya.
   
Animasi Lokal Mandeg ??? Animator Indonesia banyak bertebaran di luar negeri. Kenapa industri animasi lokal mandeg?


Jumpa Pers Auto Desk Maya 2009 (AutoDesk)
BERITA TERKAIT
Animasi di negeri ini, bukanlah barang yang langka. Peminatnya pun kian banyak. Tak aneh bila kemudian Indonesia banyak menghasilkan banyak animator gape. Buktinya, salah satu studio 3D terbesar di Asia Tenggara yang berlokasi di Singapura, Infinite Frameworks, banyak memiliki tenaga outsource asal sini.
Ada juga studio animasi yang sukses di dalam negeri, salah satunya adalah Matahari. Hasil karya mereka juga digunakan untuk produk-produk terkenal, antara lain untuk desain-desain mobil dalam game Need For Speed, Underground.
Tapi kenapa perkembangan animasi di tanah air malah stagnan? Salah seorang animator lokal Deswara Adez Aulia, menilai masyarakat Indonesia menggolongkan animasi dan kegiatan kreatif lainnya hanya sebagai kebutuhan tersier.
Sayangnya, masyarakat kita masih mengalami kesulitan untuk menjangkau kebutuhan primernya. Tak heran bila industri animasi di Indonesia masih kalah bersaing dari negara-negara tetangga yang relatif lebih maju.
Akibatnya seperti diungkapkan di atas, animator-animator kita pada ngacir ke negara lain. "Terus terang saja, peluang justru lebih terbuka di negara lain," katanya di sela-sela jumpa pers peluncuran Autodesk Maya 2009, di Jakarta, Kamis 23 Oktober 2008.
Selain itu, menurut Adez, yang menjadi persoalan krusial bagi animator Indonesia adalah bahasa. Walaupun kualitas animasi yang dihasilkan bagus, tapi akses untuk menjual hasil itu ke luar negeri masih terbatas. "Bagaimana kita bisa memperluas link, sementara bahasa Inggris kita masih 'berantakan'," tukas dia.
Faktor lain yang tak kalah penting, adalah kurangnya sorotan terhadap dunia animasi di Indonesia. "Padahal di Indonesia sedikit-dikitnya dibutuhkan sekitar 200.000 animator sekarang ini." ucapnya.
Berminat?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 

♡~ cute^star^blog~♥ Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez